Senin, 22 Oktober 2007

Pentingnya JIHAD

oleh Ustad Abu Ala Maududi

Saudara-saudara sesama Muslim.

Dalam khutbah-khutbah yang telah lalu telah saya terangkan kepada anda arti kata-kata din, syari'ah, 'ibadat. Ingat-ingatkanlah kembali ketiga-tiga perkara ini.

Din berarti kepatuhan.

Syari'ah disebut juga hukum.

Ibadat mengandungi arti penghambaan.

arti "DIN"

Apabila anda menghambakan dan menghinakan diri (sub-servience) kepada seseorang yang mengaku sebagai pemerintah anda, maka hal itu berarti anda telah menerima dinnya..

Setelah itu ia menjadi pemerintah (ruler) anda, dan anda menjadi rakyatnya (subject).

Perintah-perintah dan peraturan-peraturan yang dibuatnya menjadi hukum dansyari'ah bagi anda. Apabila anda memberikan kepadanya apa yang dimintanya, melaksanakan apa pun yang diperintahkannya, tidak melakukan apa yang dilarangnya, bekerja dalam batas-batas yang telah ditetapkan untuk anda, mengikuti arahan-arahannya,dan menerima keputusan-keputusannya yang bersangkutan dengan hubungan timbal-balik antara anda semua, urusan-urusan bisnis anda, perkara-perkara kehakiman dan hukuman anda... maka sikap anda separti itu dinamakan penghambaan atau 'ibadat.

Dari penjelasan ini jelaslah bahwa "din" sesungguhnya adalah pemerintahan.

Syari'ah adalah undang-undang dan hukum pemerintahan, dan 'ibadat adalah sikap menurut kepada undang-undang dan hukum-hukumnya. Barangsiapa yang anda terima sebagai pemerintah dan anda menyatakan tunduk kepadanya, berarti anda telah ber”din” kepadanya, atau masuk ke dalam dinnya. Apabila pemerintah anda adalah Allah, berarti anda telah memasuki din Allah. Apabila pemerintah anda seorang raja, berarti anda memasuki din raja itu. Apabila pemerintah anda adalah suatu bangsa lain yang tertentu, berarti anda memasuki din bangsa itu.

Dan apabila pemerintah anda adalah bangsa anda sendiri atau perwakilan bangsa anda, maka anda telah masuk ke dalam din rakyat negeri anda. Pendeknya, siapa pun yang menguasaii belenggu kepatuhan yang melingkar di leher anda, berarti ia telah menguasai anda dalam dinnya., dan barangsiapa yang anda mematuhi undang-undang dan hukum-hukumnya, berarti anda ber'ibadat kepadanya.

TIDAK ADA DUA "DIN" BAGI SEORANG MANUSIA

Setelah memahami masalah tersebut, anda tentu akan dengan mudah boleh memahami kenyataan bahwa bagi seorang manusia sama sekali tidak mungkin ada dua din, kerana dari pelbagai din yang ada, anda hanya boleh mengikuti satu sahaja. Dan dari pelbagai objek penyembahan dan pemujaan, anda hanya mungkin mengambil satu sahaja sebagai Tuhan anda. Mungkin anda akan mengatakan bahwa ada cara lain selain itu - bahwa dalam masalah iman, kita menerima satu penguasa dan pemerintah, sedang dalam kenyataan hidup, kita mematuhi penguasa dan pemerintah yang lain; kita memuja dan menyembah yang satu, sementara kita menghamba kepada yang lain; kita menyatakan iman kepada satu hukum dan undang-undang, sedang dalam praktik masalah-masalah hidup, kita diatur oleh hukum dan undang-undang yang lain.

Terhadap hal ini saya katakan: "Tidak syak lagi hal itu boleh dilakukan, dan memang sedang dilakukan.

Tetapi ini adalah syirik, dan syirk ini adalah kebathilan yang nyata. Sebenarnya, yang boleh disebutkan din anda hanyalah din yang berasal dari siapa yang benar-benar anda patuhi.
Bukankah merupakan kepalsuan yang nyata apabila anda menyatakan bahwa penguasa dan pemerintah anda adalah X dan mengakui din anda adalah dinnya, sedangkan anda tidak mematuhinya? Bahkan walaupun anda mengatakan dengan lisan, dan merasakannya dalam hati, tetapi apakah manfaat dan pengaruh yang boleh ditimbulkan oleh pernyataan anda itu? Pernyataan anda bahwa anda telah menyatakan iman kepada syari'ahnya adalah tidak berarti apa-apa kalau urusan-urusan hidup anda telah melanggar syari'ahnya, dan anda mengikuti apa yang diperintahkan oleh syari'ah lain.

Anda menyatakan bahwa anda mengakui Y sebagai objek pemujaan dan penyembahan anda, tetapi perbuatan anda bersujud kepadanya hanya akan menjadi omongan sahaja, kalau dalam praktik, anda menghamba kepada yang lain. Sebenamya, yang dapat disebut objek pemujaan dan penyembahan anda, dan yang hanya kepadanya anda beribadat, adalah dia yang perintah-perintahnya anda laksanakan dan yang larangan-larangannya anda jauhi, yang dalam batas-batas yang telah ditetapkannya, anda melaksanakan pekerjaan anda, yang anda ikuti sistemnya dalam tingkahlaku anda, yang prosedur-prosedumya anda ikuti dalam urusan perdagangan, yang anda minta penilaian dalam masalah-masalah hidup anda, yang syari'ah-nya mengatur hubungan timbal balik anda dan menetapkan pembahagian hak-hak di antara anda, yang kerana perintahnya anda menyerahkan seluruh tenaga jantung anda, tangan dan kaki anda bersama harta benda dan bahkan hidup anda. Kerana itu, apapun juga yang anda imani, apabila praktik yang sebenarnya bertentangan dengan iman anda tersebut, maka praktik yang sebenarnya itulah yang merupakan kenyataan yang konkrit.

Dalam situasi separti itu sama sekali tidak ada tempat bagi iman anda, tidak pula iman anda itu memiliki kualiti sedikit pun juga. Apabila dalam kenyataan anda, anda berada dalam din seorang raja, maka tidak ada tempat bagi din Allah. Juga apabila anda berada dalam din rakyat (jumhur) atau din bangsa Inggeris, Jerman, atau din negeri dan tanah air anda sendiri, maka tidak ada tempat bagi din Allah. Dan apabila dalam kenyataan anda adalah pemeluk din Allah, maka demikian pula tidak ada tempat buat din yang lain. Dan fahamilah benar-benar bahwa di mana terjadi syirik, maka itu adalah kebathilan yang nyata.

SETIAP "DIN" MENGHENDAKI KEKUASAAN

Jika masalah ini telah anda fahami benar-benar, maka fikiran anda dengan sendirinya akan sampai kepada kesimpulan yang pasti dan tidak boleh diperselisihkan, bahwa din apa pun juga yang ada, ia tentu menghendaki kekuasaan. Mungkin din itu adalah din rakyat atau din raja-raja, atau kaum komunis, atau din Tuhan, atau apapun juga yang lain.

Bagaimanapun, setiap din memerlukan pemerintahan sendiri untuk menegakkan dirinya.

Suatu din tanpa pemerintahan adalah separti rancangan sebuah bangunan yang ada dalam otak anda, tetapi bangunannya sendiri tidak ada di atas bumi. Apa gunanya sebuah pelan yang ada dalam otak anda tetapi anda hidup dalam sebuah bangunan yang lain yang benar-benar telah didirikan? Anda masuk melalui pintunya dan keluar melalui pintunya pula. Anda berada di bawah atapnya dan dikelilingi oleh dinding-dindingnya.

Anda harus mengatur tempat tinggal anda menurut binaannya. Jadi apa artinya, sementara anda hidup dalam sebuah bangunan dengan perancangan tertentu, dalam fikiran anda menyimpan sebuah perancangan lain yang berbeza modelnya? Atau bahkan anda mempunyai kepercayaan yang teguh terhadap model khayalan itu. Model bangunan khayalan itu hanya akan ada dalam otak anda sahaja, sedangkan anda sendiri akan benar-benar tinggal dalam bangunan konkrit yang ada di atas tanah. Dan sememangnya perkataan "bangunan" tidaklah dipakai untuk sebuah susunan yang hanya ada dalam otak sahaja.

Yang disebut bangunan ialah sesuatu yang boleh kita tinggal di dalamnya, yang asasnya terbenam dalam tanah dan dinding-dindingnya tegak di atas tanah dengan ditutupi atapnya. Tepat sesuai dengan contoh ini, maka tidak ada artinya semata-mata mempercayai bahwa sesuatu din adalah benar, sementara dalam kenyataan kita hidup menurut sebuah din yang lain. Sebagaimana halnya sebuah perancangan khayalan bukanlah sebuah bangunan, demikian juga suatu din khayalan bukanlah din, dan tidak seorang pun yang boleh hidup dalam suatu din khayalan, sebagaimana ia tidak boleh tinggal dalam sebuah bangunan khayalan. Yang boleh disebut din yang sebenarnya, hanyalah yang setelah tertegak di muka bumi, yang hukum-hukumnya dan peraturanperaturannya diikuti dalam penyelenggaraan masalah-masalah kehidupan.

Kerana itu setiap din, sesuai dengan sifatnya yang asli, menuntut pemerintahan sendiri, dan suatu din hanyalah dimaksudkan untuk tujuan semata-mata agar hanya dialah sahajalah yang menjadi objek peng'ibadatan, penghambaan penganut-penganutnya, dan syari'ahnya sahajalah yang diperlakukan.

BEBERAPA CONTOH

"DIN" DEMOKRASI

Apakah maksudnya din rakyat itu? Maksudnya adalah bahwan rakyat suatu negeri - adalah pemegang kedaulatan yang tartinggi di negara tersebut; bahwa mereka harus diperintah dengan syari'ah yang mereka buat sendiri, dan bahwa seluruh penduduk negeri itu harus menyatakan patuh dan menghamba kepada penguasa demokratis mereka sendiri. Nah, bagaimana din ini dapat ditegakkan kecuali apabila dominasi atas negeri tersebut benar-benar berada di tangan kekuatan-kekuatan demokratis, dan kecuali apabila suatu syari'ah yang demokratis dilaksanakan? Apabila sekiranya pemerintahan suatu bangsa lain atau pemerintahan raja ditegakkan di negeri itu, maka di mana kewujudan din rakyat itu? Walaupun ada orang yang mengakui din rakyat, ia tidak akan boleh mempraktikkan dinnya itu. Selama din raja atau bangsa asing berkuasa, ia tidakkan dapat mengikuti din rakyat.

"DIN" KERAJAAN

Ambillah contoh din kerajaan. Tujuan dari mengapa din ini mengangkat seorang raja sebagai pemegang pemerintahan yang tartinggi di negerinya ialah agar hanya raja itu sendiri yang dipatuhi dan hanya syari'ahnya sahajalah yang dilaksanakan. Apabila hal itu tidak dilakukan, maka percumalah mengakui raja itu sebagai raja dan menerimanya sebagai penguasa tartinggi. Apabila din rakyat ditegakkan, tidaklah akan tartinggal bekas din kerajaan itu, jangan lagi dikata soal mengikutinya.

"DIN" INGGRIS

Jangan kita lihat jauh-jauh. Lihatlah din Inggeris yang sekarang merupakan din tanah Hindustan.(1) Din ini berkuasa kerana KUHP India dan Kitab Prosedur Pengadilan Perdata dan Pidana India diwajibkan oleh penguasa Inggeris. Seluruh masalah kehidupan anda dilaksanakan menurut garis-garis yang telah ditetapkan oleh penguasa Inggeris dan dalam batas-batas yang telah mereka tetapkan, dan anda semua patuh pada perintah-perintah mereka. Selama din ini berkuasa dengan dokongan kekuatan mereka, walaupun anda beriman pada din lain, namun din anda itu tidak mempunyai tempat untuk ditegakkan. Tetapi KUHP India dan Kitab Prosedur Pengadilan Perdata dan Pidana India yang ada sekarang tidak lagi berlaku, maka apa artinya kata-kata din Inggeris itu.

"DIN" ISLAM

Inilah tepatnya kedudukan din Islam. Dasar dari din ini adalah bahwa hanya Allahlah Pemilik negeri dan Yang Berdaulat atas seluruh ummat manusia. Jadi, hanya Dia sahajalah yang harus dipatuhi dan diabdi, dan seluruh masalah hidup manusia haruslah dilaksanakan menurut syari'ahNya. Prinsip, bahwa Allahlah yang memegang pemerintahan tartinggi, yang dinyatakan Islam bertujuan semata-mata agar hanya kehendak Allah sahajalah yang berlaku di dunia ini.

Pengadilan haruslah dilaksanakan menurut syari'ahNya, dan kehakiman serta penguatkuasaan mestilah mengeluarkan perintah dan keputusan sesuai dengan perintahNya. Transaksi-transaksi kewangan mesti dilaksanakan sesuai dengan hukum-hukum dan syari'ahNya.

Pajak mesti dipungut menurut pengarahanNya dan dipergunakan untuk hal-hal yang telah ditetapkanNya. Pegawai negeri dan Angkatan Bersenjata mesti bekerja sesuai dengan perintahperintahNya, sementara seluruh kuasa, tenaga kerja dan usaha-usaha rakyat harus dipergunakan pada jalanNya. Selanjutnya, hanya Allah sahaja yang harus ditakuti, kesolehan dan kebajikan mestilah dilaksanakan sebagaimana telah diajarkan olehNya.

Seluruh warga negara harus patuh dan menghamba hanya kepada-Nya sahaja. Dan semua orang harus setia kepadaNya sahaja. Jelas bahwa tujuan ini tidak akan dapat dipenuhi kecuali apabila kerajaan Allah didirikan. Bagaimana boleh din ini menerima persekutuan dengan din lainnya? Sebagaimana halnya dengan din-din lainnya, din Allah ini juga menuntut bahwa seluruh kekuasaan mesti diserahkan kepadaNya semata-mata, dan semua din yang berlawanan dengannya mesti ditundukkan, kalau tidak ia tidak akan dapat menuntut kepatuhan rakyat, kerana kalau din ini telah berlaku, maka tidak akan ada lagi din kerakyatan, kerajaan atau din kaum komunis. Pendeknya, tidak akan ada din lainnya. Kalau din lainnya ada, din Islam tidak akan ada, dan dalam keadaan demikian akan mudahlah untuk mengakui bahwa din yang benar hanyalah din Islam. Inilah pokok masalah yang berulang kali ditekankan oleh al-Qur'an:

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus....."
(Al-Qur'an, al-Bayyi-nah, 98: 5)

"Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (al-Qur'an) dan din yang benar untuk dimenangkanNya atas segala din, walaupun orang-orang yang musyrik tidak menyukai."
(Al-Qur'an, at-Taubah, 9:33)

"Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah, dan supaya din itu semata-mata bagi Allah...." (Al-Qur'an, al-Anfal, 8:39)

"...Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah, Dia telah rnemerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia...." (Al-Qur'an, Yusuf, 12:40)

"...Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh, dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepadaTuhannya."
(Al-Qur'an, al-Kahfi, 18:110)

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu?
Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut. itu. Dan kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untk dita'ati dengan seizinAllah..."
(Al-Qur'an, an-Nisa', 4:60,64)

Dengan mengingati penjelasan yang telah saya berikan tentang 'ibadat, din dan syari'ah, tidaklah akan susah bagi anda semua untuk memahami apa yang dimaksud oleh al-Qur'an dalam ayat-ayat tersebut di atas.

PENTINGNYA JIHAD DALAM ISLAM

Sekarang jelaslah mengapa jihad demikian penting dalam Islam. Sepeti halnya sistem-sistem kehidupan yang lain, din Allah tidak akan puas dengan semata-mata pengakuan dari anda akan kebenarannya, yang anda buktikan hanya dengan peribadatan formal sahaja. Anda tidak boleh mengikuti din ini jika anda masih berada dalam pengaruh din yang lain. Bahkan anda tidak boleh mengikutinya dengan mempersekutukannya dengan sistem kehidupan yang lain. Jadi, apabila anda menganggap benar-benar din ini sebagai din yang benar, maka anda tidak mempunyai pilihan lain selain daripada berjuang sepenuh kekuatan anda untuk menegakkan din ini. Anda bersihkan setiap rintangan yang menghalangi tegaknya din ini, atau anda korbankan nyawa anda dalam perjuangan untuk menegakkannya.

Inilah batu ujian untuk menguji iman dan kebenaran iman anda. Kalau iman anda memang benar, anda tentu tidak akan boleh tidur nyenyak sementara anda hidup dalam sistem kehidupan yang lain, jangan lagi dikata mengabdi kepadanya, dan menikmati buahnya. Apabila memang anda beriman setulusnya pada din ini, maka setiap detik yang anda jalani di bawah kekuasaan din yang lain, bagaikan tidur di atas tikar berduri. Makan anda akan bagaikan sekam, dan anda tidak akan boleh merasakan ketenteraman tanpa mencuba menegakkan din yang benar ini.

Tetapi apabila anda merasa betah hidup dalam sistem kehidupan mana pun selain sistem yang telah diberikan oleh Allah, dan anda merasa puas dengan keadaan yang ada, maka anda bukanlah seorang yang beriman 'dalam arti yang sebenarnya’, tidak peduli betapa pun khusuknya solat anda dan betapa lama waktu yang anda habiskan untuk berzikir, betapa pun panjang-lebarnya penjelasan al-Qur'an dan hadis yang anda berikan, dan falsafah Islam macam apa pun yang anda dalami. Akan halnya orang-orang yang merasa puas dengan din selain Islam
dan orang-orang munafik yang mengabdi dan setia kepada din yang lain atau melakukan jihad untuk menegakkan din yang lain; apa yang harus saya katakan tentang mereka?

Maut tidaklah terlalu jauh. Apabila telah tiba saatnya, Tuhan membalas sendiri amal perbuatan mereka di dunia ini. Kalau orang-orang separti ini menganggap diri mereka orang-orang Muslim, mereka benar-benar tolol.

Kalau mereka mempunyai sedikit pengartian sahaja, mereka akan mengarti bahwa adalah sungguh paradoks untuk menerima suatu din sebagai din yang benar, dan bertentangan dengan penerimaan itu, bersetuju untuk ditegakkan suatu sistem kehidupan yang lain atau bahkan ikut serta dalam usaha menegakkannya. Air dan api mungkin boleh hidup bersama, tetapi iman
kepada Allah tidak akan pernah boleh berdampingan dengan sikap separti ini.

Apa yang dikatakan Allah dalam al-Qur'an tidak dapat disampaikan semua dalam khutbah ini, Tetapi saya akan bacakan beberapa ayat di sini:

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (sahaja) mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta".
(Al-Qur'an, al-Ankabut, 29:2-3)

"Dan di antara manusia ada orang yang berkata: 'Kami beriman kepada Allah', maka apabila ia disakiti (kerana ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh bila datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: 'Sesungguhnya kami adalah besertamu'. Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia? Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman, dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik."
(Al-Qur'an, al-Ankabut, 29:10-11)

"Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dengan yang baik(Mu'min)...."
(Al-Qur'an, Ali 'Imran, 3:179)

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu sahaja), sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, rasul-rasuNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apayang kamu kerjakan".
(Al-Qur'an, at-Taubab, 9:16)

"Tidaklah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikansuatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orangitu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golonganmereka... Mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah golongansyeitan itulah golongan yang merugi. Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina. Allah telah menetapkan: 'Aku dan rasul-rasulKu pasti menang'. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa".
(Al-Qur'an, alMujadilah, 58:14, 19-21)

TANDA MU'MIN SEJATI: JIHAD

Dari ayat-ayat tersebut di atas jelaslah bahwa apabila suatu sistem kehidupan yang lain daripada sistem Allah telah tegak dimuka bumi dan kaum Mu'minin terperangkap di dalamnya, maka identiti seorang Mu'min sejati dibuktikan dengan usahanya untuk menghapuskan sistem dan din yang bathil tersebut dan menggantikannya dengan din yang benar.

Apabila ia berjuang ke arah ini dan mencurahkan segenap tenaga dan kemampuannya, bahkan mempertaruhkan nyawanya dan bersedia menanggung segala penderitaan dan kerugian, maka ia adalah seorang Mu'min sejati, terlepas dari berjaya atau tidak usahanya itu. Tetapi bila ia tunduk kepada dominasi sistem yang bathil tersebut atau ikut serta dalam usaha untuk menjadikannya dominan, maka pernyataan imannya adalah bohong belaka.

TIDAK ADA PERUBAHAN TANPA PERJUANGAN

Selanjutnya, dalam ayat-ayat Qur'an Suci tersebut di atas, telah dijawab pernyataan orang-orang yang berdalih bahwa menegakkan din yang haq itu adalah sukar sekali.

Memang, apabila kita berupaya mengusahakan tegaknya din yang haq, pasti kita harus menghadapi suatu din kebathilan yang sudah tertegak dengan kekuasaan dan kekuatannya, yang menguasai sumber-sumber bahan makanan dan menguasai seluruh lapangan kehidupan.

Tugas untuk menggantikan din yang sudah tertegak dengan suatu din yang lain sama sekali bukan pekerjaan yang mudah dan ringan. Ia tidak boleh dilakukan dengan cara bersenang-senang baik pada waktu dahulu mahupun sekarang.

Apabila anda ingin menikmati hasil-hasil yang dapat diperolehi dalam hidup di bawah lindungan suatu din yang bathil, dan pada waktu yang sama anda juga menginginkan tegaknya din yang haq, maka kemahuan anda itu adalah suatu hal yang tidak mungkin.

Cara untuk menegakkan din yang haq adalah selalu dengan cara yang menuntut kesediaan kita untuk melepaskan hak-hak istimewa, keuntungan-keuntungan dan kenikmatan-kenikmatan yang mungkin boleh kita peroleh dibawah naungan din yang bathil, dan dengan gagah berani menghadapi setiap kerugian dan kehilangan yang mungkin terjadi dalam perjuangan ini. Jihad fi sabilillah adalah pekerjaan yang hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang memiliki tekad dan kemahuan untuk melaksanakan tugas yang berat ini, dan selalunya orang-orang yang sedemikian sedikit jumlahnya. Akan halnya mereka yang ingin menjalankan din al-haq dengan cara yang ringan dan tanpa rintangan, tidak patutlah mereka berbicara dengan indah.

Mereka lebih baik tunduk sahaja menuruti kemahuan mereka sendiri, dan apabila para pejuang yang menderita di jalan Allah akhirnya berjaya menegakkan din al-haq dengan pengorbananpengorbanan mereka, orang-orang itu akan bangkit dan berkata:

Inna kunna ma'akum

"Bukankah selama ini kami juga ikut berjuang bersama kamu? Berilah kami hasil kemenangan yang menjadi hak kami"